Monday, January 2, 2012

family - a resolution for 2012


as I wrote this, I said earlier to my girl that im just about to sleep.

when I set myself to lay on the couch, while the tv was screening an arsenal match, my attention was taken by an act. a really catchy act. that was my brother showing what he got, Nanta - 10 years old.

he was doing some mimicking action of my dad - which was really much alike him - and no word describe better than "funny". I laughed so hard until i asked him to stop because i was really tired laughing. he smiled and said "okay" cheerfully, like he's happy to see me laugh at his jokes.

tersentuh..

melihat Nanta yang semakin pintar melucu, tiba-tiba timbul keinginan dariku untuk mengingat kembali masa dimana dia tidak perlu melucu untuk membuat orang lain gemas. dengan melangkah pelan beberapa meter menuju lemari, aku kemudian mengambil beberapa album foto yang aku tahu bahwa disitu ada foto-foto tahun 2000-an awal, ketika kami pertama pindah kerumah ini.

lembar demi lembar aku balik, sambil tertawa kecil saat melihat foto nanta kecil yang sedang beraksi. gemas rasanya. pada masa balitanya, Nanta kelihatan lebih gemuk ketimbang sekarang. semuanya biasa saja dan aku masih riang, sampai aku melihat fotoku berdua dengan Nanta kala itu. kalau tidak salah, di foto itu aku masih sebesar nanta sekarang ini, yaitu kelas 4-5-6 SD. fragmen-fragmen ingatan pun menyembul ke permukaan, dan memaksa air mata untuk keluar tanpa tertahankan. aku teringat.

Itulah masa dimana "kakak bajingan" adalah gelar yang pantas untukku.

karena beberapa alasan - yang sampai sekarang tetap menjadi tanda tanya bagiku - dulu, aku tidak menikmati menjadi seorang kakak. aku dan Nanta tak ubahnya bagaikan Tom and Jerry yang tidak bisa akur satu sama lain, walaupun aku 8 tahun lebih tua darinya. mungkin saja aku terlalu nyaman merasakan enaknya menjadi anak tunggal selama 8 tahun hidupku, dan tidak siap dengan kedatangan orang baru dalam keluarga kecil kami. Nanta, sang perhatian baru.

tanpa aku sadari, ternyata pada saat itu aku tak ubahnya pemeran tokoh antagonis dalam suatu lakon, dan Nanta menjadi orang baiknya. bila ini adalah karangan lebay, berarti aku - si antagonis - harus dengan legowo mengakui bahwa saya telah menyiksaahh dirrinyyaaahh secchharrhaa fisikkhh danh mendthall. saya setuju bahwa saya adalah orang jahat.

sejak saat itu, aku merasa bahwa aku dan Nanta - tidak lebih dari dua orang yang tinggal serumah. dan Nanta, waktu itu, memiliki semacam fear untuk bisa dekat dengan kakaknya. terjadi sebuah gap.

tetapi, singkat cerita, lama-kelamaan aku yang beranjak dewasa mulai melihat dunia. mulai mengenali banyak perasaan. mulai mencicipi beragam petualangan. mulai menemukan Tuhan. pada akhirnya, setelah berbagai macam pendekatan dan kejadian, serta keadaan, hubunganku dan nanta telah pulih. dan aku bersyukur karena hubungan ini seperti telah diperbaharui Tuhan. pelan-pelan, kami mulai menikmati menjadi brothers, not only in blood, but also in bonds.

akhir-akhir ini kami sering menghabiskan waktu bersama, dan tertawa pada hal yang sama. puncaknya adalah dini hari ini. setelah kepedihan mendalam akibat teringat betapa brengseknya aku terhadap seorang anak kecil yang lemah itu, aku menghampiri nanta yang sedang sibuk bergaya dengan sarung papaku. aku berusaha untuk membuat keadaan menjadi senormal mungkin dengan memegang pipinya - sebuah kebiasaan yang sulit hilang - untuk kemudian memeluknya dan berkata "love you dek" tanpa mempedulikan gengsiku untuk mengucapkan kata itu kepadanya. setelah itu, aku hendak memberinya sebuah bonus dengan memberinya password laptopku, dimana sebelumnya aku berusaha untuk pelit sekali dalam memberinya kesempatan untuk bermain game-game berat favoritnya di laptopku. tidak kusangka, dia senang dan excited sekali sampai terharu, dan mengatakan bahwa dia telah mencoba banyak kombinasi untuk membongkar sandi laptopku. dia memelukku erat dengan badannya yang total panjang x lebarnya hanya separuh milikku. even small things for us could mean a big deal for others. wow.

setelah membuktikan bahwa password tersebut valid, aku dan Nanta kembali ke ruang keluarga. kemudian kami melihat foto-foto tadi bersama-sama. kami berbincang kecil dan tertawa. kemudian kami melihat sebuah foto, foto yang sangat indah untuk dilihat. di foto itu terdapat keluarga kami berempat berfoto di pekarangan depan rumah dengan background gunung merbabu yang terlihat jingga karena sunset. kami berdua menyukai foto tersebut. kemudian, tiba-tiba nanta curhat, tentang betapa dia kangen masa itu. awalnya, dia berkata bahwa dia rindu tidak harus ke sekolah, dan hal-hal enak di masa itu. namun kemudian, topik yang dia bawa semakin dalam, dan pada akhir kalimat yang dia akhiri dengan sedikit terisak - Nanta berkata "kakak masih sering dirumah sama keluarga". dramatis sekali. aku terhenyak.

ada alasan bagi saya untuk mempercayai bahwa dia tidak membuat-buat. anda juga pasti tahu bagaimana anda akan mengetahui apakah seseorang berkata sebenarnya atau tidak ketika anda berbicara dengannya. berlaku juga disini - pada saya dan nanta - apalagi dengan tingkat keluguan yang masih tinggi dari dia.

kemudian, dia menyingkirkan hadapan dariku, dan agaknya saya dan dia berbagi perasaan yang timbul dari suasana haru biru tersebut. kemudian dengan gayaku yang sok bijaksana, aku melontarkan beberapa words of wisdom ala buku-buku roman. kemudian saya mengajak dia bercanda dan kami tertawa lagi. ternyata jam telah menunjukkan pukul 1.30, sehingga aku harus menyuruh dia tidur.

kembali ke kamar, aku tiba-tiba teringat lagi perasaan sakit yang tadi. bahkan rasanya semakin parah. rasanya tidak ada pilihan lain selain menangis. ini adalah keadaan yang nggak enak banget, yaitu perasaan sakit karena kesalahan masa lalu. alias penyesalan. rasanya akan semakin pahit, apabila aku tidak berseru pada Tuhan.

I beg for mercy. jelas. penyebab sakit ini adalah sesuatu yang pantas aku sesali dan aku belum pernah meminta pengampunan Tuhan atasnya. kemudian, setelah Tuhan mengangkat beban tadi, aku mulai tenang dan aku mulai bersyukur atas kesempatan untuk bisa merasakan hal ini. aku bersyukur karena mulai bisa melihat secercah terang dalam mendung ini. Tuhan mulai membuka selubung-selubung itu, dan memberikanku sebuah resolusi - yang belum aku buat - untuk tahun ini.

Babak resolusi yang baru ini berjudul "keluarga".

bukan berarti aku harus membuat keluarga baru pada tahun 2012 ini. amit amit. maksudnya, dengan refleksi-refleksi sebelumnya yang telah Tuhan siapkan, aku merasa Tuhan memintaku secara pribadi untuk lebih lagi memperhatikan keluarga ini. memang betul, apa yang dikatakan Nanta, bahwa sekarang ini keadaannya aku -- adalah orang yang terlalu sibuk untuk urusannya sendiri. hampir tidak ada waktu yang tersisa bagi keluargaku, padahal Tuhan memberi mereka untuk selalu ada bagiku sejak awal sampai sekarang. bebgitulah cara Tuhan menyampaikan pesan-Nya. jelas, dan tanpa neko-neko. kita hanya perlu peka.

apabila sebelumnya fokusku hanyalah untuk membuat orangtuaku bangga, baru pada malam ini aku tersadar -- dimana tempat untuk adikku? padahal keluargaku ya mereka bertiga itu. untuk itulah, mulai sekarang, doaku bukan hanya untuk membuat papa dan mamaku bahagia, tetapi adikku juga. aku juga akan menyiapkan diri untuk mengurangi waktu perseoranganku dan menambah waktu dengan keluarga. mereka adalah pemberian tuhan, sehingga sangat berharga bagiku. walaupun katanya dunia berakhir akhir taun ini #bodoamat karena waktuku tidak habis dengan sia-sia, tetapi habis bersama mereka. clear, itulah resolusi saya :)

i love my family :)


No comments:

Post a Comment